>
  • Happy Chinese New Year 2565" alt="Replace This Text With Your Featured Post 1 Description." />
  • INDOKASINO TEMPAT JUDINYA SEMUA KALANGAN" alt="Replace This Text With Your Featured Post 1 Description." />
  • PROMO BONUS CREDIT KEJUTAN INDOKASINO" title="This is featured post 2 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 2 Description." />
  • PROMO SPORTBOOK CASBACK 3%,5%,7%" title="This is featured post 3 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 3 Description." />
  • PROMO CREDIT GRATIS INDOKASINO" title="This is featured post 4 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 4 Description." />
  • PROMO NATAL DAN TAHUN BARU" title="This is featured post 4 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 4 Description." />
  • HOT promo coming soon in 2014" title="This is featured post 4 title"
  • HOT PROMO COMING SOON IN 2014" title="This is featured post 4 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 4 Description." />
Selamat datang di blogspot indokasino tempat judinya semua kalangan

Tuesday, February 25, 2014

Kenali 4 Fitur Utama di WeChat, yang Tidak Ditemui di Messenger Lai

Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf

 
JAKARTA - Bagi Anda yang memanfaatkan mobile messenger sebagai salah satu alat komunikasi dengan teman, tentunya membutuhkan fitur yang bukan saja dapat memberikan unsur hiburan, tapi lebih dari itu adalah fitur yang memberikan manfaat nilai tambah saat Anda berkomunikasi. Fungsi, kemudahan, tampilan yang menarik serta selalu terhubung dengan social media untuk mendapatkan teman baru, adalah beberapa hal yang seharusnya ada di dalam mobile messenger.

Karenanya untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup dalam ber-mobile messenger, WeChat baru-baru ini telah meluncurkan versi baru WeChat 5.1 yang dilengkapi dengan fitur terbaru untuk memperkaya pengalaman pelanggannya.  WeChat 5.1 kini hadir dengan toko stiker yang didukung dengan pembayaran online sehingga memudahkan pengguna untuk mengunduh stiker yang mereka inginkan dan membayarnya.

Selain hadir dengan toko stiker, WeChat 5.1 dilengkapi dengan beberapa fitur baru, yang jika dibandingkan dengan mobile messenger lainnya, maka fitur ini hanya bisa Anda nikmati di WeChat. Ada 4 fitur baru yang bisa Anda akses di WeChat. Fitur tersebut yakni:

1.    "Hold Together", layanan berbasis lokasi (location based services/LBS), yang memungkinkan pengguna untuk menemukan dan menghubungkan teman-teman dalam jarak yang berdekatan satu sama lain.

2.    “People Nearby”(sebelumnya disebut "Look Around"), pengguna dapat terkoneksi dengan teman hanya dengan melalui sentuhan sederhana pada layar.Platform ini meningkatkan interaksi sosial dengan mendukung pertukaran teks, suara dan video, stiker, dan foto dengan teman-teman mereka melalui jaringan data atau menggunakan jaringan Wi-Fi. Pengguna dapat memilih untuk berkomunikasi satu-satu, atau dalam jaringan social secara personal melalui "Moments”

3.    “Live Chat (Walkie Talkie)”kita dapat berkomunikasi secara live seperti layaknya menggunakan HT atauWalkie Talkie,dengan mengajak teman-teman yang terdaftardi contact untuk bergabung. Dengan hanya menekan satu tombol,saat itu juga mereka dapat mendengar percakapan kita.

4.    Connect to Facebook dengan mendaftarkan akun kita ke  facebook melalui aplikasi WeChat, kita dapat membagi halaman web secara langsung.

Nah, seru bukan berkomunikasi dengan WeChat 5.1. Tentunya dengan 4 fitur tersebut, melengkapi fitur yang sudah ada sebelumnya, Anda akan menikmati cara baru dalam seni berkomunikasi  yang lebih menarik dan menyenangkan. Selamat mencoba
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri. - See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri.
- See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf
Jakarta Kehadiran WhatsApp tak hanya dipelopori oleh Jan Koum. Pada September 2009, mantan eksekutif Yahoo! lainnya yaitu Brian Acton memutuskan untuk bergabung mengembangkan aplikasi pesan instan ini.

Acton adalah teman dekat Koum ketika mereka masih sama-sama bekerja di Yahoo!. Maka tak heran jika hubungan keduanya cukup akrab. Keduanya pun hengkang dari Yahoo! di waktu yang sama yaitu pada 31 Oktober 2007.

Ketika bergabung di WhatsApp, Acton memimpin putaran investasi di perusahaan. Bukan itu saja, Acton juga membawa WhatsApp untuk bereksperimen dalam mengembangkan model bisnis, namun tetap mengontrol pertumbuhan pengguna yang dibarengi dengan pembangunan infrastruktur.


Tetapkan Biaya Unduhan
Lalu bagaimana cara WhatsApp menghasilkkan uang? Kepada majalah Wired, Acton menjelaskan bahwa WhatsApp mulanya cuma bisa diunduh secara gratis. Saat itu jumlah unduhan di WhatsApp menembus 10 ribu unduhan per hari.

"Ketika kami menentukan bayaran, jumlah unduhan mulai menurun, terjun  hingga 1.000 unduhan per hari," kenang Acton.

Kemudian WhatsApp menentukan strategi untuk menarik biaya unduhan sekali seumur hidup. Kebijakan itu akhirnya diubah, di mana kini setiap pengguna diharuskan membayar biaya per tahun sebesar US$ 0,99.

Dari sinilah WhatsApp menghasilkan uang, dan mereka berjanji untuk tidak menampilkan iklan yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna. Dalam mengembangkan bisnis, WhatsApp berpegang teguh pada filosofi anti-iklan, bahkan perusahaan itu memiliki manifesto untuk menentang iklan.

Berkat strategi cerdik itu nama WhatsApp semakin populer. Dari data yang tercatat, WhatsApp memanfaatkan sekitar 600 server untuk melayani pengiriman pesan hingga 50 milyar pesan per hari dari sekitar 27 juta per hari pada Juni 2013.


Miliki 430 Juta Pengguna
Mengutip laman Wired, Rabu (26/2/2014), angka itu disebut-sebut sudah melebihi jumlah Short Message Service (SMS) yang beredar di seluruh dunia sehingga WhatsApp dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan pesan singkat itu.

WhatsApp bahkan didapuk sebagai aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan, dengan 430 juta pengguna aktif pada Januari 2014. Hingga Desember 2013, WhatsApp memiliki 50 karyawan dengan kantor pusat yang berlokasi di Mountain View, California, Amerika Serikat.

25 karyawan di antaranya adalah teknisi, sementara 20 karyawan lainnya menangani dukungan multi-bahasa untuk pengguna. Investor WhatsApp adalah perusahaan pemodal Sequoia Capital sebesar US$ 8 juta pada awal 2011. Sejak saat itu, WhatsApp tidak membuka investasi fase baru karena mereka mampu menghasilkan uang dari layanannya sendiri.
- See more at: http://tekno.liputan6.com/read/2015299/whatsapp-pesan-instan-terpopuler-yang-anti-iklan#sthash.4w5Qrbqo.dpuf

No comments:

Post a Comment