
Pada 2007, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang kala itu menyelidiki jatuhnya AdamAir, menjelaskan tentang seluk beluk black box. Kotak hitam seperti itulah yang kini sedang dicari di Samudera Hindia.
Berdasar arsip detikcom, saat itu KNKT memperlihatkan 2 jenis black box seperti pada foto di atas. 2 Jenis itu adalah Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR).
Keduanya terdiri dari tiga bagian:
1. Kotak yang menghubungkan black box dengan instrumen yang akan direkam.
2. Kotak tempat alat untuk merekam berada seperti kaset, CD, atau chip.
3. Sedangkan yang bundar adalah Underwater Locator Beacon (ULB) yang bisa dilacak sinyalnya apabila pesawat jatuh ke dalam air.
Dalam model black box seperti gambar di atas, CVR berukuran 30 x 12,5 cm. Alat ini untuk merekam percakapan pilot, kopilot, pilot dengan ATC, serta para awak pesawat. Sedangkan yang satunya bernama Flight Data Recorder (FDR) berukuran lebih panjang, 49 x 12,5 cm. Alat ini merekam data-data teknis pesawat seperti ketinggian, kecepatan, putaran mesin, radar, auto pilot dan lain-lain. Ada 5 sampai 300 parameter data penerbangan yang direkam dalam black box ini.
Durasi perekaman untuk CVR adalah 30 menit. Maksudnya setiap 30 menit data percakapan akan terhapus dan diganti dengan yang baru secara otomatis. Sedangkan FDR mempunyai durasi rekaman hingga 25-30 jam. Artinya setelah 25-30 jam, data akan terhapus dengan sendirinya. CVR dan FDR ini akan hidup secara otomatis apabila mesin pesawat dihidupkan.
No comments:
Post a Comment