>
  • Happy Chinese New Year 2565" alt="Replace This Text With Your Featured Post 1 Description." />
  • INDOKASINO TEMPAT JUDINYA SEMUA KALANGAN" alt="Replace This Text With Your Featured Post 1 Description." />
  • PROMO BONUS CREDIT KEJUTAN INDOKASINO" title="This is featured post 2 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 2 Description." />
  • PROMO SPORTBOOK CASBACK 3%,5%,7%" title="This is featured post 3 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 3 Description." />
  • PROMO CREDIT GRATIS INDOKASINO" title="This is featured post 4 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 4 Description." />
  • PROMO NATAL DAN TAHUN BARU" title="This is featured post 4 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 4 Description." />
  • HOT promo coming soon in 2014" title="This is featured post 4 title"
  • HOT PROMO COMING SOON IN 2014" title="This is featured post 4 title" alt="Replace This Text With Your Featured Post 4 Description." />
Selamat datang di blogspot indokasino tempat judinya semua kalangan

Monday, March 24, 2014

Ini Lika Liku Maftuh Basyuni Lobi Keluarga Korban di Saudi Agar Maafkan Satinah


 
Jakarta - Kepala Satgas Penanganan WNI, Maftuh Basyuni terus berupaya agar Satinah bisa bebas dari hukuman mati awal April mendatang. Dia bolak balik melobi keluarga korban agar bersedia memaafkan Satinah.

"Saya 5 kali inclak inclik ke Riyadh. Satinah ini mula-mula sudah mau dieksekusi, ketika besok mau dipenggal malamnya Raja Saudi dapat surat dari Presiden SBY agar dapat ditangguhkan. Lalu disampaikan pada Gubernur Kasim dan ditangguhkan. Ini sempat diprotes keluarga korban," jelas Maftuh dalam jumpa pers di Kemlu, Jl Pejambon, Jakarta, Senin (24/3/2014).

Satinah divonis atas kasus perampokan dan pembunuhan pada 2006 lalu. Kemudian, pemerintah berupaya melakukan lobi ke keluarga korban. Di Saudi, terpidana bisa dibebaskan asalkan ada pengampunan dari keluarga atau ahli waris korban.

"Lalu dianjurkan berunding, ternyata setelah Seminggu berunding bersedia memaafkan dengan diyat 15 juta riyal. Gubernur mengatakan kok besar sekali jangan istighlal atau mengambil keuntungan lalu turun jadi 10 juta riyal," urai Maftuh.

Kemudian, pada 11 Juni 2011 kembali dibuka perundingan. Saat itu diterima Gubernur Riyadh dan sempat ditanya pembayaran diyat.

"Pemerintah hanya memberi perlindungan, kalau diyat itu urusan pribadi dan keluarga. Kami sampaikan sesuai anjuran Raja 500 ribu Riyal. Lalu bertemu keluarga. Oleh kebijaksanaan gubernur disuruh direndahkan sampai akhirnya pada Desember 2011 turun lagi mereka jadi 7 juta riyal, kami naik dari 500 ribu riyal jadi 4 juta riyal," urai dia.

Kesepakatan belum juga terapai. Maftuh terus berupaya melakukan lobi. Pada 14 Juni 2013 dia kembali ke Jeddah menemui kawannya, dan kemudian bertemu gubernur dan tokoh-tokoh di Saudi.

"Akhirnya kami dipertemukan keluarga korban, awalnya mereka masih sangar kurang ramah. Akhirnya setelah lama-lama mereka ramah juga. Yang kita berat itu tetangga-tetangg mereka manas-manasi," jelasnya.

"Kami atas usaha Dubes kita mendapat lawyer yang sangat baik dan sangat kooperatif. Jadi moratorium itu berpengaruh dan membantu kita untuk berhubungan dengan keluarga korban," tutup Maftuh.

No comments:

Post a Comment